Sembilan

Sembilan
Latar Belakang
Asal : Cirebon, Indonesia
.................................................................
Genre : Pop
.................................................................
Info : nagaswaramusic.com
.................................................................
Tahun Aktif : 2009 - Sekarang
.................................................................
Label : Nagaswara
Personil Sembilan

Ilham (vokalis) | Arif (gitar) | Angga (bass) | Opung (drum) | Bagus (gitar)

Download Disini

Download Musiknya

Didukung Oleh
*** Biodata ***

Personel Sembilan yang sama-sama berasal dari kota Wali Cirebon itu seperti laskar yang siap menyadarkan sekaligus membabat habis para pelaku pembajakan yang merajalela di Malaysia.

Namun sebelum itu, keajaiban Hafizah yang meraih peringkat nomor satu RBT minggu ini, membuat para personel Sembilan band, bersyukur. Sehingga, Laskar Sembilan dari kota sejuta pusaka Cirebon ini, disinyalir akan menduduki tahta di blantika musik indonesia seperti jejak para pendahulunya seperti ST12, Peterpan, dan Sheila On 7.

Kenyataan ini sekaligus membuktikan bahwa Iam, alias Muhammad Ilham dan kawan-kawan tidak hanya mengekor kakaknya si Charlie ST12. Bahwa, meskipun sebagai adik kandung dari Charlie, tidak menjamin kesuksesan bagi Iam dan kawan-kawan. Karena ditegaskan oleh Iam, bahwa menembus dunia label, jelas tidak seperti membalikkan telapan tangan.

Hal itu diamini oleh Bagus sang gitaris dua. “Kami sempat 4 kali ditolak oleh label di Bandung. Setahun lebih kami menunggu, sampai garing tetap tidak ada kabar,” ungkap Bagus kepada Nagamagz. Padahal, bayang-bayang Charlie ST12, siap di memback-up di belakang mereka. Namun hal itu tidak menjadi jaminan untuk meraih ketenaran, walau pada dasarnya, Charlie, sebagai teman bermain sejak kecil di kampung halaman Ciseeng Cirebon, siap membantu dan banyak memberikan sumbangsih puluhah lagu indah buat mereka.

Namun, tidak semua lagu Charlie dipakai di album perdana. Sebab mereka ini ternyata dari awal bertemu di band sambilan yang akhirnya berubah menjadi Sembilan, punya ritual khusus membuat lagu bareng. Karena itulah mereka tidak bisa dianggap remeh. Bahkan mampu mengalahkan band-band mayor label. Padahal waktu itu mereka masih tergolong band indie.

Hal inilah yang membuat bang 9 ini berani berasaing di pasar musik tanah air, dan siap tempur di blantika musik indonesia. Hingga pada akhirnya, di tahun 2009 mereka mantap bergabung dengan Nagaswara menelurkan album Hafizah.

“Chart RBT kami nangkring di urutan nomor satu,” ujar kang Opung, sang Drummer, sekaligus sesepuh Sembilan.

Maka, kini setelah mendulang kesuksesan dengan 5 lagu pertama yang digulirkan beberapa bulan ini, mereka kembali mempersiapkan segalanya demi pembuatan album kedua. Gebrakan yang kedua nanti, diharapkan mampu menghantarkan mereka ke anak tangga kesuksesan yang lebih tinggi. “Paling tidak, nama kami bisalah nantinya disejajarkan dengan Ungu dan Sheila On 7,” seloroh Iam, setengah becanda.

Tapi bagaimana sich behind the scene story of Hafizah? Para fans menyebutnya keajaiban Hafizah, atau bahasa kerennya Miracle of Hafizah. Masing-masing personel, tentu saja mempunyai kesan-kesan yang berbeda.


Arif Arifin, (25) Gitar
...........................................................................................................
Tentang keajaiban Hafizah yang perolehan RBT- nya meraih peringkat pertama minggu ini, Bagi Arif Arifin, lagu tersebut memang indah didengar, karena menerapkan melodi yang simple, tidak terlalu ribet seperti single pertama yang dibuat bersama Charlie ST12.

Prosesnya pun cukup sederhana dimana bagian-bagian plot, Charlie yg merumuskan, baru kemudian, Arif bersama rekan-rekan yang lain, meneruskan kepada tahap penyempurnaan.

Pada tanggal 9 bulan 9 tahun 2002, pada awalnya memang nama band ini bukan Sembilan. Tapi ‘Sambilan’ yang artinya sampingan. Ada yang sambil kerja, ada yang sambil kuliah, ada yang sambil magang.

Kebetulan, kami sama-sama dari daerah, kami nge-band kalau sedang ngumpul aja. Tapi kalau tidak lagi nge-band, kami ya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Namun, kebetulan lagi, audiens yang request penampilan kami sering menyebut kami dengan panggilan Sembilan. Namun untungnya kami tidak mangganggap hal itu sebagai masalah. Malah kami bangga, yang tadinya kami kesannya hanya main-main, justru kemudian sebaliknya.

Kami sich tidak mempermasalahkah sebutan itu. Toh secara filosofis, kata sembilan mengandung makna yang cukup besar. Secara Feng shui pun, sembilan memiliki arti yang cukup menguntungkan.

Akhirnya, saking banyaknya yang menyebut kami dengan sebutan nama Sembilan, maka kami sepakat mengubah nama dari sambilan, menjadi Sembilan. Sejak itu, tanpa diduga makin banyak job manggung dari biasanya. Angka Sembilan, bagi kami seperti tanda awal kesuksesan dan sekaligus membawa keberuntungan.

Buat aku sendiri, sampai nekad menghentikan kuliah di Unswa Gunung Jati Cirebon, demi kelangsungan band Sembilan ini. Sama seperti rekan saya Arya, gitaris juga, dia rela meninggalkan pekerjaannya di PLN demi mewujudkan keseriusannya di Sembilan band ini.

Aku mengambil Fakultas Keguruan Sastra Indonesia. Memang kuakui, waktu kuliah aku sering bolos. Tapi semua itu demi totalitas di band ini. Karena memang, mengatur waktu antara belajar dan ng-band itu benar-benar susah. Bahkan aku mau acungi jempol buat mereka-mereka yang mengaku bisa mengatur waktu antara bermusik dan belajar.

Resikonya ya, aku sempat dimarahi orang tua. Mereka berharap aku menyelesaikan dulu kuliah, baru melanjutkan hobby bermusik. Malah kalau bisa jalan kedua-duanya. Tapi kenyataannya, memang sulit membagi konsentrasi kepada dua aktifitas sekaligus.

Tapi aku yakin, dengan memilih salah satu diantaranya, aku akan berhasil. Ada salah satu yang aku pending. Setidaknya cuma aku pending kok, tidak aku tinggalkan.


Bagus, (22th) Gitaris
........................................................................................................... 
Saya satu kampung, di Jatiseeng Cirebon. Kami keturunan orang daerah, alias rakyat biasa. Meskipun kota kelahiran kami disebut sebagai kota perdagangan, namun kami bukan dari keturuan darah biru di Cirebon. Malah saya dulu sempat nunggu toko dan counter handphone di kota udang atau kota berintan alias kota wali.

Kebetulan sembilan isprirasinya, dari situ kota walisongo, yang artinya,sembilan kota wali. Kala itu kami tidak muluk-muluk ingin besar seperti sekarang ini. Perjuangan masuk label memang tidak gampang, kami pernah mengirim demo ke 4 perusahaan rekaman di Bandung. Tapi satu tahun tidak ada kabar, dan kami anggap tidak ada hasilnya.

Padahal, pihak label juga tahu bahwa vokalis kami juga adik kandungnya Charlie ST12. Namun tetap tidak bisa menjembatani. Jembataninya tidak segampang itu. Tapi memang tidak segampang itu masuk label.

Kebetulan kami semua ini, adalah teman Charlie juga. Tapi lagu-lagu yang disajikan, agak berbeda, lebih variatif sedikit, meski pada dasarnya cengkok vokalisnya agak melayu. Tapi cukup membawa warna tersendiri.

Karakter vokalnya memang tidak jauh dari Charlie. Suara Iam ada cengkok dangdut, yang lebih meliuk, dan mengarah ke pop variatif. Kita di dalam album ini sebagian ada warna etnik Cirebon, seperti Cemara, kalau Hafizah Melayu, kedua semi Altrernatif, dan ada secuil Samba.

Cemara itu, kebetulan masih ciptaan Charlie, menggambarkan global warning. Musik yang disajikan agak tarling, musik khas kota Cirebon. Tapi jujur ada sedikit influense dari Isabela. Harapannya, sembilan tetap eksis di dunia musik, dan RBT-nya naik terus, seperti RBT nya lagu Hafizah.


Ryo, (26) Bassis
........................................................................................................... 
Saya dulu sambil bekerja di perusahaan asuransi sejak lulus S1. Setelah bekerja selama 2 tahun, saya tinggal demi totalitas di Sembilan. Saat itu, saya sama Iam, bareng-bareng berhenti kerja demi fokus ke musik.

Kalau di musik, hobby tersalurkan, paling tidak bekerja sambil menghasilkan. Karena kalau bekerja tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan, pasti rasanya pun tidak maksimal.

Dari tahun 2002, pas kuliah di Universitas Negeri Jogya, jurusan Teknologi Pendidikan. Saya sempat bingung, mau dikemanakan ijazahnya nanti? Ya mungkin mau dimusikin aja. Saya kuliah mempelajari tentang media. Sama dengan komunikasi, tapi di bidang pendidikan.

Namun, setelah mendengarkan lagu Berharap Kau Kembali, sayatidak pusing sama sekali tentang ijazah atau tentang kuliah. Berharap kau Kembali, yang pertama diciptakan dan pertama diajuin ke radio-radio lokal, sampai mengalahkan band-band major label, seperti ST12 dan Ungu. Kami bahkan waktu itu meraih peringkat satu mengalahkan mereka. Padahal waktu itu kami masih band indie label.

Kebetulan lagu BKK itulah yang membawa langkah kami kepada mayor rekaman. Kenapa lagunya berharap kau kembali? Ternyata masing-masing personel ada obsesi yang kandas terhadap seorang perempuan.

Mungkin, semua orang bisa merasakan pedihnya cinta, dari curhatan orang banyak. Kita kan sebagai band cowo jadi wajar jika membuat lagu tentang cinta yang hilang.


Muhammmad Ilham, alias Iam, Vokalis
........................................................................................................... 
Kebetulan waktu kuliah, teman-teman lebih suka memanggilnya dengan sebutan Iam, karena mengucapkan nama aslinya agak berat, dan agak susah diucapkan. Sedangkan ‘Iam’ lebih singkat dan simple. “Ya sudah akhirnya dipakai sampai sekarang,” ujar Iam, vokalis 9 yang terpesona oleh model videoklipnya sendiri.

Ia pun sempat kuliah dan sambil bekerja di PLN. Makannya, namanya bukan sembilan, tapi sambilan. Ada yang kerja, kuliah, dan nyambi nyari uang kecil. Semua sambilan itu akhirnya ditinggalkan. “Kuliah dan kerja ditinggalin serentak,” terang mahasiswa Pertanian semester 6 itu.

“Kerjanya juga ngga nyambung, aku di PLN 3 tahun, semester 6 meninggalkan bangku kuliah demi total ke Sembilan,” ujarnya agak sedih. Tapi ia bertekad, nanai kalau sudah lancar dan banyak uang, akan kembali ke bangku kuliah.

Sekarang, ia masih menikmati dunia baru yang ia geluti. Yakni dunia musik rekaman. Apalagi dalam album tersebut ada lagu yang paling berkesan, tentang sesosok wanita cantik, dan seksi, namun baik hati. “Paling tidak, ukurannya seperti Julia Esteller, “ selorohnya lagi. Kebetulan, Julia Estelle yang rupawan, memang menjadi model di salah satu video klip Sembilan. “Tapi bukan Julia Peres, kan?” celetuk si Bagus di belakang.

Meski tampangnya sama sekali tidak dangdut, tapi suaranya agak melayu dangdut. “Ya, kami modal ketampanan aja,“ sahut Opunk becanda.

Masalah suara, ada beberapa ritual khusus yang harus dijalani oleh Iam. Yakni olah vokal setiap pagi di kamar mandi, dan gitar-gitaran sama teman di bangku bambu depan rumah di bawah pohon bambu, dikala bulan purnama bulat sempurna. “Satu lagi, yakni setiap malam minggu kita wajib latihan,” ujar Iam yang neneknya keturunan sinden ini.

Namun, saat merekam lagu Cemara, yang syairnya tentang global warming, kebetulan ia harus berduet sama si Unyil, dan pak Raden. Kebetulan agak susah menyesuaikan warna vokalnya. Karena suara Iam yang mengandung cengkok meliuk-liuk, sehingga membuat si Unyil dan pak Raden kewalahan mengimbanginya. “Masing-masing duet ada tantangannya, misalnya duet dengan Anita Hara, tentu memiliki rintangan yang berbeda-beda. Tapi kalau duet, aku ngga mau sulit-sulit cengkoknya, takut mereka tidak bisa menyesuaikannya, hahaha,” ujar pria berbintang capricorn kelahiran 5 Januari 1985.


Opung, (29) Drummer
........................................................................................................... 
Sebagai personel yang paling dewasa, kang Opung harus bisa ngemong kebersamaan band sembilan. Pemilik nama asli Abdul ghofur Ali ini, walau namanya Arab tapi sebetulnya bukan keturunan arab. “Hanya hidungnya yang mancung,” kata Arif becanda.

Sebagai drummer, kang Opung sendiri juga turut andil dalam menciptakan lagu. Kalau yang lain membuat syair dan lagunya, biasanya kang Opung melengkapi bagian aransemennya.

Ia sendiri merasa sudah bergabung sudah lama sekali, dan nyaris tidak tahu arahnya mau kemana, namun waktu masuk label ini ia baru merasakan kesenangan yang luar biasa. “Mungkin ini adalah hasil perjuangan kami selama ini,” ungkapnya kepada Naga.

“Iseng-iseng aja, ya memang, tujuan dari kecil saya sudah bercita-cita ingin masuk label, karena panggilan hidup saya ke musik kali ya,” papar Opung yang tidak sempat kuliah. Mungkin ke depannya ada minat di dunia akting atau melawak, karena ada bakat melawak. “Dia diam aja membuat orang ketawa,” terang bagus menimpali.

“Musik sudah bagian hidup saya, sampai tua mungkin saya di musik walaupun nanti punya uang paling hanya invest,” ujarnya. Sebagai yang paling tua, ia sering menjaga kekeluargaan dan kekompakan dari masing-masing karakter dan sifat berbeda. Kadang-kadang, saat usai manggung itulah saat renan emosi meledak, karena seseorang menjadi lebih sensitif. “Di sinilah peran saya untuk melerai mereka agar saling memaklumi satu sama yang lain,” papar drumer yang mengidolakan Gilang Ramadhan dan Mike Portnoy ini.

Namun, bermain musik bisa melupakan masalah. Saking senangnya, kadang membuat kang Opink nampak lebih muda dari usianya. Malah ia sampai lupa dengan rencana mengakhiri masa lajangnya. “Nantilah menunggu bekal yang cukup untuk menuju kesana,” ujarnya santai, penuh bijak.

Posting Komentar

Silahkan beri komentar artikel saya,
apabila ada link rusak atau expired laporkan juga disini ya .....
Komentar anda sangat bermanfaat bagi perkembangan blog ini...!!!